Rabu, 30 Maret 2016

Kuroko no Basuke Extra Game Chapter 8


Thanks to: mangakita.net

Kuroko no Basuke Extra Game Chapter 8

Chapter sebelumnya diceritakan bahwa Nash ternyata memiliki mata yang sama dengan Akashi punya. Hanya saja, Nash berkata mata Belial Eye (sebutan mata yang dimiliki Nash) nya berbeda level dengan matanya Akashi dan itu membuat Akashi kesal. Tetapi, perkataan Nash benar, matanya membuat Vorpal Swords dalam kesusahan dan ternyata, mata Nash dapat melihat seluruh masa depan pemain yang bermain pada saat itu sedangkan mata Akashi hanya dapat melihat masa depan satu orang saja. Akhirnya, Murasakibara memutuskan untuk berhadapan satu lawan satu dengan Silver agar dapat peluang mecetak angka dan ia pun menikmatinya, ia tersenyum, itu pun menjadi titik balik dari pemasalahan yang dihadapi Vorpal Swords tadi. Tetapi, Silver merasa kesal karena tidak bisa mencetak angka dan membuat Murasakibara cedera, tulangnya patah. Murasakibara kesal ngotot untuk tetap bermain, tapi Kuroko berkata Murasakibara tidak boleh nekat dan ia mengerti perasaannya dan ia pun menggantikan Murasakibara

Chapter 8

Pengganti Murasakibara yang cedera, Kuroko masuk ke lapangan

“Oi Silver,akhirnya si kecil itu masuk juga” kata salah satu anggota Jabberwock

“Ah?” kata Silver

“Ho” kata Nash

“............”

“Hah” Murasakibara menghembuskan nafas

“Iya, iya aku mengerti. Sebagai gantinya, seriuslah bermain dan kalahkan mereka semua” kata Murasakibara

“Baik” kata Kuroko

Skor sementara Vorpal Swords 79-87 Jabberwock, waktu sekitar 2 menit 51 detik

“Oh?”

Bola di Nash

“Bukan man-to-man, tapi zone 3-2, ya... pasti karena centernya sudah tidak ada. Tapi...” batin Nash

“Usaha kalian itu sia-sia saja!!” Nash mendribble

“.......”

“Aku tidak bisa menghentikannya... memang percuma saja... dengan aku yang sekarang ini...” batain Akashi

“!!” Kuroko terkejut

Dan ternyata bola ada di Jabberwock nomor 6

“Gawat. Zone defense berhasil  di tembus dan sekarang mereka mengincar Kuroko karena pertahanannya yang paling lemah!” seru penonton

“Terima ini!!” kata pemain Jabberwock nomor 6, ia melakukan shoot

“Apa?!!” ternyata ada Aomine yang mengejar di belakang Kuroko

“Bersiaplah! Mereka telah menerobos sampai sejauh ini. 2 setengah menit terakhir... mulai sekarang, aku tidak akan menahan diri. Akan kukerahkan semua kemampuanku!!” batin Aomine, ia berada di zone

“Gawat... kalau aku  melempar sekarang...” batin  pemain Jabberwock nomor 6, ia mengoper kepada Jason

“Silver!”

“Tamatlah kalian para kera! HAHAHA” kata Jason

“Kenapa kau tertawa, apa ada yang lucu, sialan?” kata Kagami

“Murasakibara sudah bermain dengan sangat baik, Kise juga, dan kalian malah seenaknya menertawakan mereka. Aku sudah mulai panas semenjak pertandingan kalian melawan Strky, tapi sekarang aku benar-benar sudah kesal!” kata Kagami


“KAMI TIDAK AKAN KALAH DARI SAMPAH SEPERTI KALIAN, BAHKAN HINGGA KAMI MATI SEKALI PUN KAMI TIDAK AKAN MENYERAH!!!” lanjutnya

Kagami berhasil memblok Jason, ia berada di zone

“Apa?!”

“Wah, dia menahannya!! Dengan perbedaan fisik seperti itu, dia berhasil menahannya!” seru penonton

“Mereka berhasil menghentikannya! Mereka berdua hebat sekali!!” pemain cadangan Vorpal Swords tampak gembira

“Kagami dan Aomine masuk zone!! Double ace telah bangkit!!”

Bola di oper kepada Akashi

“Baiklah. Untuk offense kita akan menggunakan misdirection Kuroko dan melawan mereka berdua. Tetapi jika ada kesempatan, kita akan mengoper bola keluar. Jangan sampai gagal, Shintarou” kata Akashi kepada Midorima

“Tentu saja! Aku tidak akan meleset!” kata Midorima

“Ayo kita akhiri permainan ini!!! Majulah Jabberwock!!”

“Majulah kera sialan!!” seru pemain Jabberwock

“Percuma saja! Kau tidak mungkin bisa melewati Nash!!” kata salah satu pemain Jabberwock

“Tidak. Aku tidak perlu melewatinya” kata Akashi

Akashi mengoper, tapi terlihat tidak ada yang akan menerimanya

Tiba-tiba, Kuroko mengoper kepada Aomine

“Kami memiliki pemain bayangan ke enam” lanjut Akashi

“Maju!!!” teriak pemian cadangan Vorpal Swords

“Hei, kenapa Silver... sudah ada di sana!!?”

“GGRR!!” Silver berusaha memblok Aomine

Tapi, Aomine melempar bola dari belakang ring

“Ap- apa!?” kata Silver

Bola itu masuk

“Masuuukkk!! Dia melemparkannya dari balik ring!? Dan operannya benar-benar kerja sama tim yang luar biasa!!” seru penonton

“Operan tadi tiba-tiba masuk ke dalam pertahanan kami. Terlebih lagi ada 2 orang yang masuk zone” batin Nash

“Sialan”

Pemain Jabberwock nomor  12 mengoper kepada pemain nomor 7

“Dasar bodoh!! Jangan oper kesitu!!” seru Nash

Bola itu berhasil di steal oleh Kuroko

“Ah?”

“Ehh?!”

“Sialan, sejak kapan dia ada di situ?” kata pemain Jabberwock nomor 10, dia melompat, berusaha memblok Kuroko yang dalam posisi shootnya

“Apa...”

“Pose menembak macam apa itu?” batin pemain Jabberwock nomor 10 tersebut

Kuroko melakukan tembakan

“Apa... huh!? Kenapa... bolanya menghilang!?”pemain Jabberwock nomor 10 itu terkejut

Bola itu pun masuk

“Wuah!! Masuuukkk!!!

 Apa yang sebenarnya terjadi?! Terlebih lagi... selisihnya tinggal 4 poin!!” seru penonton

“Wuaahhh phantom shoot!!! Yosha!!” seru pemain cadangan Vorpal Swords

“GHH!”

“Dasar bodoh...” batin Nash

“Cih!” keluhnya

“Memang benar kalau tembakan tadi bukanlah ilusi, melainkan hanya sebuah trik. Masalahnya adalah sejak itu... mereka selalu saja melakukan kesalahan bodoh. Tapi aku berbeda. Menurutmu sudah berapa lama aku bertahan hidup di neraka sampai saat ini. Aku tidak mungkin bisa disudutkan hanya dengan keadaan yang seperti ini!” lanjut batinnya

Bola di bawa Nash

Nash mendribble melewati Akashi dan Akashi terkejut

“Crossover?! Ini berbahaya” pemain cadangan Vorpal Swords terkejut, Midorima menjaganya

“Keh” keluh Midorima

Nash menggunakan matanya dan melewati Midorima

“Locker motion!! (merupakan trik tipuan dalam olahraga basket)” batin Midorima

“Geh...” keluhnya

“Ini...” batin Kagami

“hebat!!” lanjut batinnya

Kagami berusaha memblok Nash

“GAAAH!” Nash berhasil melakukan dunk

“Apa...”

“Orang ini benar-benar hebat!! Dia bisa menembus double team dan Kagami! Apa dia masih belum mengeluarkan kemampuannya yang sebenarnya?” seru penonton, mereka heran

“HOOOO!!” pemain Jabberwock yang lain terlihat gembira

“Majulah, kera! Akan ku hancurkan kalian sampai berkeping-keping!!” kata Nash  dengan tatapan mata sinis

“Guh!”

“Tidak mungkin...” Kagetora dan Riko tidak percaya dengan apa yang telah terjadi

“Pergerakannya jauh berbeda dengan yang sebelumnya. Dia berubah dari gerakan streetball yang cepat dan lincah menjadi gerakan ortodok yang bisa memanfaatkan semua gerakan secara efesien” kata Midorima

“Bukan berarti aku meremehkan perubahannya, tapi ini adalah bentuk permainan Nash yang sesungguhnya. Kekuatan, kecepatan, teknik, ini adalah kekuatan sesungguhnya dari Nash Gold Jr” Lanjut Midorima

“Tapi bukan berarti kita harus takut saat menghadapinya.” Kata Aomine sambil mengambil bola

“Tak peduli sekuat apa pun dia, kita tidak boleh kalah dari berandalan seperti mereka” lanjut Aomine

Tampak Kuroko mengoper kepada Kagami dan Kagami melakukan shoot, bola itu pun masuk

Waktu tinggal 1 menit 15 detik lagi dan tanpak kedua tim tidak ingin mengalah

“Mereka berhasil!! Selisih menjadi 4 poin lagi!! Keduanya saling membalas! Kedua tim masih belum menyerah!” seru penonton, skor sementara Vorpal Swords 87-91 Jabberwock, waktu tinggal 32 detik lagi

“Tapi sudah tidak ada waktu lagi!! Tinggal 30 detik lagi!!”

“Uwah! Ayolah! Lakukan sesuatu!” pemain Seirin yang menonton lewat TV cemas
“Sial!!! Selisih poinnya... tidak mau berubah!!” pemain Vorpal Swords kesal

“Jiks selisih poin menjadi 6 poin, mereka tidak mungkin bisa mengejar lagi” kata Himuro

“Jika mereka tidak bisa menghentikan offense Jabberwock, maka permainan akan berakhir” kata Wei Liu

“Itulah yang kau pikirkan. Percuma saja.” Kata Nash

“Kau tidak mungkin bisa menghentikanku. Akan kuhancurkan kalian semua” lanjut Nash kepada Akashi

“Akashi?” Midorima merasa ada sesuatu yang aneh

Percakapan dalam batin Akashi...

“Sepertinya hanya ini satu-satunya cara” kata Akashi (yang memiliki Emperor Eye)

“.......!?”

“Apa katamu” kata Akashi yang satu lagi

“Kau sudah mengerti, kan. Nash itu kuat. Kalau terus begini kita pasti akan kalah. Emperor Eye tidak berdaya melawannya. Tapi dari awal, Emperor Eye memang belum sempurna. Iya, kan? Alasannya mudah. Itu karena kita terpisah. Karena itu aku akan menghilang. Aku akan mengembalikan semuanya padamu, jadi kau bisa kembali menjadi satu wujud” kata Akashi (yang memiliki Emperor Eye)

“.........!” Akashi yang satu lagi terkeut

“Aku yakin. Jika court vision yang kau gunakan untuk membuat umpan yang sempurna digabungkan dengan Emperor Eye yang bisa melihat masa depan, kau pasti bisa mendapatkan kekuatan yang seimbang atau bahkan lebih kuat dari kekuatan Nash” lanjut Akashi (yang memiliki Emperor Eye)

“...........”

“Apa itu hanya satu-satunya cara?” tanya Akashi yang satu lagi

“Jangan khawatir. Karena memang sejak awal, keberadaanku tidak pernah ada. Terma kasih telah memberiku kesempatan untuk bermain... dengan semuanya” kata Akashi (yang memiliki Emperor Eye)

Akashi membuka matanya dan terasa menjadi lebih kuat

“Gawat. Dia akan melewatinya”

“Nash, kau memang bisa melihat masa depan kawan dan lawanmu. Tetapi, asal kau tahu saja, hanya itu yang bisa kau lakukan” batin Akashi

“Aku bisa menggunakan mataku lebih baik darimu. Jika lawanku bisa melihat masa maka aku akan melihat pola terbaik dari seluruh pergerakannya dan melihat jauh ke masa depan!” lanjut batin Akashi

Nash melakukan  sesuatu dan Akashi berhasil merebut bolanya

“Ap-” Nash terkejut

“Apa itu!?” pemain Jabberwock yang lain terkejut

“Berhasil!!” seru pemain Seirin yang menonton lewat TV

“Ugh...” Akashi membawa bola, dijaga oleh pemain Jabberwock nomor 7

“!?” Akashi mengoper dan diterima oleh Midorima

“Eh?”

“Gawat!” kata pemain Jabberwock nomor 7

“Aku sudah menunggu momen ini” kata Midorima

“Dengan ini... skakmat” Midorima melakukan shoot dan bola itu masuk

“WUOOOOHHHH” seu penonton

“Mustahil... itu tidak mungkin! Jangan-jangan dia mempunyai mata yang sama denganku?” batin Nash, ia terkejut

“Akashi-kun... yang kau lakukan tadi, jangan-jangan” kata Kuroko kepada Akashi

“Ya.” Jawab Akashi

“Nanti  saja bicaranya. Ada hal yang harus kita lakukan terlebih dahulu” lanjut Akashi

“Selisihnya tinggal satu poin!!”
“ Wah, tinggal satu angka lagi!! Berjuanglah Vorpal Sword!” seru penonton, skor sementara Vorpal Swords 90-91 Jabberwock, waktu tinggal 11 detik


“Kita pasti menang!! Ini adalah pertarungan terakhir” seru Akashi

“Osu!” seru pemain Vorpal Swords yang lainnya

“DEFENSE! DEFENSE!” seru pemain cadangan Vorpal Swords

“Sial...!! kenapa malah jadi seperti ini! Aku tidak menyangka akan direpotkan oleh segerombolan kera seperti ini. Aku tidak pernah merasakan hal semacam ini seumur hidupku!! Tapi... kemenangan dan kekalahan adalah 2 hal yang berbeda” batin Nash, ia kesal

“!?”

“Ugh!”

“Apa kalian berpikir kami akan langsung menyerang dalam sisa waktu 10 detik ini? Kami hanya akan saling mengoper bola dan menunggu kemenangan kami” kata Nash

“DEFENSE! DEFENSE!” seru penonton

Seperti yang mereka katakan, pemain Jabberwock hanya mengoper satu sama lain, waktu tinggal 7 detik

“Bertahanlah... kumohon... bertahanlah!” Koganei dan Mitobe berharap

Disisi lain pemain cadangan Jabberwock bergembira

“Sudah banyak waktu yang terbuang... percuma saja... aku tidak bisa merebutnya!” batin Akashi, waktu tinggal 5 detik

Dan tiba-tiba saja, Kuroko berhasil steal bola yang ada di tangan Nash, pemain Jabberwock terkejut

“Tetsu-kun” kata Momoi

“Berhasil direbut!! Maju Kuroko” teriak pemain cadangan Vorpal Swords

Waktu tinggal 4 detik...

“Tidak akan kubiarkan!!” kata Nash, ia menjaga Kuroko

“Kami tidak akan kalah. Kami pasti akan menang!” seru Kuroko

“JANGAN MACAM-MACAM DENGANKU, DASAR MONYET! MASIH TERLALU AWAL BAGI KALIAN UNTUK MENANG DARI KAMI!! AKU AKAN MENGHANCURKAN ORANG-ORANG LEMAH SEPERTI KALIA-“ teriak Nash

“Jangan salah, dia tidak sendirian.” Kata Aomine

 “Kamilah yang akan menang” kata Kagami, mereka berada di belakang Kuroko

“Ini sudah berakhir, Nash!” seru mereka berdua

Kuroko melakukan phantom shootnya

“OOOOO!!!” teriak Nash, ia berusaha memblok tembakan itu

Kagami dan Aomine melompat untuk meraih bola itu

“MASUKLAAAHH!!” seru semua pemain Vorpal Swords yang lain

“HANCURLAH KALIAN JABBERWOCK!!” Aomine dan Kagami berhasil memasukkan bolanya

Skor menjadi Vorpal Swords 92-91 Jabberwock

“Pertandingan berakhir!! Akhirnya!! Vorpal Sword menang!!” seru penonton

Semua pemain Vorpal Swords, manager gembira

“JANGAN BERCANDA! MEREKA PASTI CUMA SEDANG BERUNTUNG SAJA!!” teriak Jason

“KALAU KITA BERTANDING ULANG, PASTI HASILNYA JELAS KAMI YANG MENANG...OI...”  lanjut teriak Jason

“Hentikan Silver, jangan membuat malu diri kita. Hasil pertandingan adalah segalanya. Kenyataannya mereka lebih kuat dari kita” kata Nash kepada Jason

“Ugh...SIALAN!!” Jason kesal

Tampak foto pemain Kiseki no Sedai +Kagami+Kuroko di HP seseorang


“Wah, sepertinya pertandingannya hebat sekali ya.” Kata seseorang yang menelepon

“Ya... sekarang, aku sedang melihat fotonya. Melihat foto ini, membuatku ingin segera bermain basket lagi” kata Kiyoshi

“Iya aku mengerti, aku tetap harus sabar untuk tidak bermain basket dulu” lanjutnya

“Semuanya berjalan dengan baik, ya. Baiklah, sampai jumpa”

“Wah, kebetulan sekali. Lama tidak bertemu” kata seseorang kepada Kiyoshi

“Oi, Nishimura. Apa kau kesini untuk menjeguk ayahmu?” tanya Kiyoshi

“Oh iya, apa kau sudah lihat foto ini? Foto pertandingan yang waktu itu...” lanjut Kiyoshi

“Ahhh aku sudah mendengarnya sedikit dari Akashi.” Kata Nijimura

“Huh. Wajah mereka terlihat senang sekali” Nijimura melihat foto yang diberikan Kiyoshi


SELESAI

Minggu, 03 Januari 2016

Versi Teks Kuroko no Basuke Extra Game Chapter 7


Thanks to: www.mangakita.net

Kuroko no Basuke Extra Game Chapter 7

Chapter sebelumnya diceritakan bahwa Akashi menggunakan kepribadiannya yang satu lagi  untuk menghadapi Nash, Nash agak kesulitan menghadapi Akashi dan menyadari bahwa Akashi memiliki mata untuk melihat masa depan. Setelah itu, Jabberwock tetap dapat mencetak angka, Nash tetap bisa mengoper dengan mengoper di luar jangkauan Emperor Eye Akashi. Vorpal Swords melakukan time out, memutuskan untuk melakukan gerakan kombinasi Midorima dan Takao (sky direct three point) dan itu berhasil mendapatkan angka dari Jabberwock. Nash tidak percaya Vorpal Sword bisa menyudutkan Jabberwock sampai seperti itu dan berkata kesalahan terbesar Jabberwock adalah Akashi, karena Akashi memiliki mata yang sama dengan Nash.

Chapter 7

Nash, wujud ‘mata’ sebenarnya laki-laki itu

“Apa dia bilang!?” Midorima terkejut

“Dia... barusan bilang apa!?” Aomine terkejut juga

“...........”

“Apa katanya barusan?! Mata yang sama!? Jangan-jangan... dia juga punya Emperor Eye!?” batin Kagami, ia terkejut

“Ah, tapi jangan salah paham, ya. Aku memang bilang ‘sama’, tapi yang kumaksud itu cara kerjanya yang sama. Bukan berarti sama persis, lo” kata Nash

“Belial Eye-ku (mata sang iblis Belial) beda dengan level matamu itu. Lo” lanjut Nash dengan tatapan sinis ke Akashi

“!!”

“Eh!?” penonton ketakutan

“Dia bisa setenang itu... saat menghadapi Emperor Eye Akashi!?” kata penonton

“Akashicchi!”  batin Kise

“Huh? Beda level katamu!? Jangan meremehkan aku!!!” batin Akashi

“Dia akan memindahkan bola ke tangan kirinya lewat belakang!!” hasil dari Emperor Eye Akashi

Nash mendrrible, dan Akashi bereaksi untuk merebut bola dari Nash, tapi...

ternyata, Nash melakukan between the leg dari belakang ke depan

“Apa?!” batin Akashi

Nash melewati Akashi

“Akashi bisa dilewati begitu saja?!” pemain Rakuzan yang menonton terkejut

“Itu artinya... tidak salah lagi. Ternyata Nash memang setipe dengan Akashi. Dia bisa melihat masa depan!” batin Kagami

“Meskipun begitu, keadaan ini... bisa kuhentikan!” batin Murasakibara

“Aku tidak akan melepaskan penjagaanku pada Silver dan bersiap untuk menahan Nash apabila dia menembak. Walau dia bisa melihat masa depan sekali pun jika aku bisa menahan tembakannya, maka ini semua akan berakhir” lanjut batin Murasakibara

Nash menggunakan Belial Eyenya untuk melihat masa depan

“Eh?” Midroma terkejut

Tiba-tiba saja bola yang tadi di Nash berada di tangan Jabberwock nomor 6, dan melakukan shoot

Murasakibara pun terkejut

“Apa?”

“Tidak. Kapan dia memberikan... operannya?” Murasakibara bertanya-tanya

Semua yang menonton terkejut

“Apa?! Akashi yang mempunyai Emperor Eye bahkan bisa dilewati olehnya!? Lebih parahnya lagi, operan macam apa... yang barusan itu!? Operannya itu tidak menghilang, lebih tepatnya saat pemain  mau menerima operannya di posisi bebas, bola  sudah langsung ada di tangan pemain itu!” seru penonton

“Tidak mungkin!!” pemain cadangan Vorpal Swords terkejut

“Jujur saja keadaan ini benar-benar bahaya. Tidak kusangka kalau Nash juga sama sepertimu. Dia bisa melihat masa depan” kata Aomine saat mengoper bola kepada Akashi

“Tidak. Bahkan lebih dari itu” kata Akashi

“.........?!” Aomine tampak terkejut

“Dia bukannya menyesuaikan dirinya pada pemain yang berada dalam posisi bebas. Seandainya  pemain yang ingin dia beri umpan tidak dalam posisi bebas, tidak salah lagi, dia sudah bersiap untuk melakukan tembakan langsung. Tapi begitu targetnya bisa lolos dari penjagaan lawan, dia sudah memberikan operan langsung kepadanya. Itu hal yang tidak bisa dilakukan dengan Emperor Eye. Kemungkinan besar mata orang itu...” jelas Akashi

“Wah,kau hebat juga, ya. Bisa menyadarinya dalam waktu sesingkat itu” Kata Nash

“Yang bisa kau lihat dengan matamu itu hanya satu orang saja. Tetapi  mataku bisa melihat seluruh pemain, baik itu lawan maupun kawan di saat yang bersamaan.” Lanjut Nash

“ITU ARTINYA, AKU BISA MELIHAT KESELURUHAN MASA DEPAN PERMAINAN INI. KALIAN TIDAK BISA MELEWATIKU BAHKAN DEWA SEKALI PUN TIDAK BISA MELAKUKANNYA” kata Nash dengan tatapan sinis

“Dia bilang dia bisa melihat masa depan seluruh pemain... dan tetap menjaga pertahanannya. Lalu bagaimana kita bisa menyerang mereka?” kata Koganei

“Kalau Point Guard biasa, mustahil bisa mengatasinya. Tapi... kalau Akashi pasti bisa!” kata Izuki

Akashi mendribble

“Apa?”

“Sama seperti Nash tadi, Akashi bisa setenang itu saat melawannya!” pemain Seiein yang menonton lewat TV terkejut

“Apa!?” pemain Jabberwock lainnya terkejut

“Tidak peduli walau kau bisa melihat masa depan semua orang. Tapi dalam permainan satu lawan satu, hal itu tidak ada gunanya. Tadi aku hanya sedikit terlambat melihat gerakanmu saja. Tapi itu tidak akan terulang untuk kedua kalinya” batin Akashi

Akashi melakukan dribble streetball

“Uwaaa! Luar biasa duel satu lawan satu yang sangat sengit!! Dan lagi gerakan mereka seperti pemain ‘street basketball’ alami!! Akashi ternyata bsa melakukan dribble seperti itu!?” seru penonton

“Yang benar saja!” batin Kagami

“Mereka berdua sama-sama memiliki mata yang bisa melihat masa depan dan waktu kita hanya tersisa tinggal 5 menit!” batin Akashi

Akashi masih melakukan dribble dan tiba-tiba ia mengoper kepada Aomine dari belakang

Aomine mendribble dan

“OOOOOO!!” ia ingin melakukan formless shot sepertinya

“Bagus sekali!

Ternyata diblok oleh Nash

“Apa!?” Aomine terkejut

“Tidak mungkin...” Momoi dan Riko terkejut

“Bukankah sudah kubilang aku ini bisa melihat keseluruhan masa depan, selama semua ini bisa terlihat olehku, kau tidak akan bisa mencetak angka lagi” kata Nash

“Uwah, gawat! Serangan balasan” seru penonton

“Huh”

“Kalah menang dalam sebuat pertandingan ditentukan saat kita bisa melakukan operan tanpa menghindari pertandingan satu lawan satu, lo. Sebagai sesama pemilik mata yang bisa melihat masa depan, kenapa aku bisa melewatimu, dan kau tidak bisa melewatiku? Jawabannya mudah” kata Nash

“Itu karena perbedaan kekuatan diantara kita” Nash melakukan ankle break ke Akashi, Akashi terjatuh

“Yang benar saja? Akashi terkena ankle break!?” seru penonton

“Uwaaaa!?” Nash berusaha memasukan bolanya (pakai tangan kanan)

“Tidak masih belum!!”

“OOOOOOOO!!”

“Kagami!!!”

Nash memegang bolanya dan berusaha memasukan bolanya dengan tangan kiri, sehingga Kagami susah menjangkaunya

“Urgh...” keluh Kagami

“Pritt” bola itu pun masuk

“..........!”

“Basket count!! One throw!!” kata wasit

“Uwaaa! Nash tidak bisa dihentikan!! Apa yang harus kita lakukan!?” seru penonton

“Dia terlalu kuat!!” batin Riko

“Belial Eye... serangan operan dan juga tembakan dia tidak bisa dihentikan. Kerja sama defense dalam bentuk apapun tidak akan bisa menghentikannya. Mungkin sky direct three point juga sudah tidak bisa digunakan lagi. Kalau begini, apa yang harus kita lakukan!?”lanjut  batin Riko

“....!?”

“Kita harus segera meminta time out, tapi kita baru saja menggunakannya...” batin Kagetora

“Ayo, cepat bangun, dong~~ Aka-chin. Kau tidak cocok seperti itu, lo~~” kata Murasakibara kepada Akashi dan mengulurkan tanggannya kepada Akashi

“Anu, setelah ini, apa kau bisa menyerahkannya padaku?” tanya Murasakibara

“Eh?”  pemain cadangan Vorpal Swords kebingungan

“Menyerahkannya padamu... apa kau mau menghadapi Nash!?” tanya Kagami kepada Murasakibara

“AAA — bukan begitu... yang bisa melakukan itu sampai akhir cuma Aka-chin, kan? Lagipula Aka-chin tidak akan kalah melawan orang seperti dia~~ dan juga yang barusan tadi, pasti sangat berat bahkan untuk orang seperti Aka-chin sekalipun, iya’kan~~~? Karena itu, untuk sementara ini baik offense maupun defense, serahkan saja padaku” kata Murasakibara

“Apa itu artinya kau mau berhadapan satu lawan satu dengan Silver? Kalau memang begitu... menurutku itu adalah peluang terbesar kita untuk menang” kata Midorima

“Baiklah kalau begitu~~” Murasakibara berjalan menuju bench

“Meskipun mereka tahu aku akan memancingnya, tapi mereka pasti akan terpancing, iya kan? Jika itu bisa mencegah Nash melakukan apapun yang ia inginkan, bahkan taktik terbodoh pun akan kulakukan”

“Riko-chan atau Sa-chan , aku pinjam ikat rambut satu, dong”  kata Murasakibara kepada Riko dan Momoi

“Eh?”

“Lagipula apa maksud perkataanmu tentang ‘peluang terbesar kita untuk menang’? Apapun yang terjadi kita harus menang, walau harus matipun kita harus menang, kan?” kata Murasakibara

“Mereka mencetak one-throw. Gawat selisihnya jadi 8 angka... selisih poin yang dikejar dengan serangan three point beruntun dari Midorima, mulai melebar lagi!!” seru penonton

“Sial... kumohon... berjuanglah semuanya!!” batin pemain cadangan Vorpal Swords

Bola di oper kepada Midorima, lalu dioper kepada Murasakibara

“...!!”

“Hah, mau apa kau!? Jangan-jangan kau mau bertarung satu lawan satu denganku...” kata Jason

Murasakibara mendribble

“Urgh!?”

“AAAARGH!?”

“Orang ini...” batin Jason

“Uwaaa, benturan yang hebat!! Adu kekuatan antar center” seru penonton

“Tapi... gawat... memang tidak bisa!!”

Murasakibara pivot dan melakukan dunk

“OOOOOOOOOOOOOOO”

“ORAAAA” berhasil diblok oleh Jason

“Uwaaa, tidak berhasil!! Ternyata Silver memang kuat!!” seru penonton

“Sial” keluh Murasakibara

“Bukan... bukan seperti ini. Lebih... harus lebih dari ini” batin Murasakibara

“Hap..” kata Nash

“Tekanan yang diberikan, berbeda dari yang sebelumnya. Jika mereka tidak memperbolehkanku mundur, itu artinya yang diutamakan adalah defense. Tetapi hanya Silver saja yang tidak dijaga ketat. Apa itu sengaja dilakukan? Sepertinya apapun yang terjadi dia ingin bertarung satu lawan satu dengan Silver, ya” batin Nash

“Apa mereka bodoh?”

“Kalian terlalu gegabah tahu” Nash mengoper kepada Jason, Murasaibara menjaganya

Flashback...

“Bukan bukan seperti itu. Rendahkan pingulmu!” kata Okamura

“Angkat bagian atas tubuhmu!” Okamura membetulkan posisi Murasakibara

“Ah... sudahlah, kau berisik!!” kata Murasakibara

“Jika kau ingin melepaskan kekuatanmu 100%, posisimu juga harus sempurna. Murasakibara, kau sering  melakukan gerakan yang sia-sia” kata Okamura

“Aku lebih baik daripada Nebuyae, lo” kata Murasakibara

“Lagipula, kau itu terlalu banyak bergantung pada inderamu, tahu. Kalau memang begitu, bukannya Kagami lebih bisa melakukannya?” kata Fukui

“Menyebalkan!” kata Murasakibara

“Kalau kau terus seperti itu, kau tidak akan bisa melakukan apapun saat melawan orang yang lebih besar dan kuat darimu, lo” lanjut Fukui

“Orang seperti itu kan nggak bakal ada”

“Lagipula, Winter Cup kan sudah selesai. Kenapa kau tidak pensiun saja sih~~~?” kata Murasakibara

“Kalau kau terus begitu, aku bisa-bisa membunuhmu,lo. Yah, jangan begitu dong. Kami  ingin memberi hadiah perpisahan sebelum pensiun”

“Ayo lakukan sekali lagi” kata Okamura

“Haah... sudah cukup. Dasar dagu pantat” kata Murasakibara

“Dagu pantat?!”

Flashback selesai...

Tampak duel antara Murasakibara dan Jason. Dalam satu scene, Murasakibara gagal memaskukan bola dan Aomine berhasil mereboundnya dan memasukkannya

Waktu tinggan 4 menit 59 detik

“Percuma saja! Meskipun Vorpal Swords berusaha bertahan dengan Murasakibara. Jarak poinnya masih terus bertambah” seru penonton

Bola di Jason, Murasakibara menjaganya

“Ini benar-benar...  gawat! Baru kali ini aku melihat ada orang yang tidak takut saat melawanku walaupun aku sudah mengeluarkan seluruh kemampuanku. Waktu itu, aku tidak pernah berpikir akan ada orang yang lebih kuat dariku. Tetapi, ternyata orang seperti itu benar-benar ada” batin Murasakibara

Jason sepertinya terkejut melihat Murasakibara...

Ternyata Murasakibara tersenyum

“Barusan dia tersenyum? Jangan-jangan dia sudah menyerah, ya?” kata Wei Liu (kayanya)

“Tidak. Mungkin justru malah sebaliknya” kata Himuro

“Ryuu, ekspresi tadi, sepertinya aku pernah melihatnya” kata Kise

“Aku sering melihta ekspresi seperti itu” kata Kuroko

“Eh?”

“Ekspresi yang sama dengan ekspresi Kagami. Saat dia menikmati permainan melawan musuh yang kuat” lanjut Kuroko

“Apa!?”

“Apa yang dia lakukan!?” batin Jason

“Eh?!”

“Dia tidak bergerak!?”

“Cih!” keluh Jason

“Lagipula di babak awal dia berusaha mengimbangiku dengan sekuat tenaga. Dan mulai dari sini, dia sudah tidak kekuatan lagi untuk mengimbangi perubahanku!!” batin Jason

Jason melakukan pivot dan fade away

“Cepat sekali!! Kalau samapai silver melakukan ‘back step fade away’.  Eh?” Seru penonton

“Apa?!” Jason terkejut

“UOOOOO” Murasakibara memblok Jason

“Uwaaa!!”

“Block!! Murasakibara berhasil menghentikan Silver!! ” seru penonton

“Apa!?” pemain Jabberwock terkejut

“Serangan balik Vorpal Swords!!”

Bola di Murasakibara

“Jangan meremehkanku, monyet!!!” kata Jason

Murasakibara melakukan dunk, berusaha di blok oleh Jason

“UOOOOOAAA!!

Bola itu pun masuk

“URG!?”

“Dia berhasil memasukkannya!! Apa yang sebenarnya terjadi!? Murasakibara mengerikan!!” seru penonton

“Keren sekali!! Aku kita dia tidak akan bisa mengalahkannya, tapi tetap saja...” batin pemain cadangan Vorpal Swords

“...........”

“Kalau diingat-ingat Murasakibaracchi pernah berkata begini ‘Apa boleh buat, kalau aku sedang bersemangat. Mungkin aku juga bisa membuat kawanku terluka’” kata Kise

“Dalam hal ukuran tubuh dan kekuatan dia memang tidak tertandingi... tentu saja saat dia mengeluarkan seluruh kemampuannya, dia pasti akan bermain seperti ini. Di dalam hatinya pasti dia akan berpikir ‘Jangan sampai aku menyakiti lawanku’, iya kan? Tetapi dihadapan musuh seperti Silver yang memiliki ukuran tubuh yang hampir sama dengan dirinya, untuk pertama kalinya dia bisa berpikir untuk tidak bermain dengan cara aman seperti itu. Mungkin ekspresi yang ditunjukkannya tadi, bukan hanya memiliki arti dari apa yang Kurokocchi katakan. Namun, itu juga bisa berarti dia dapat mengeluarkan seluruh kekuatan yang ada dalam dirinya sebagai pemain basket. Itu adalah ekspresi senang karena bisa mengeluarkan seluruh kemampuan tanpa rasa khawatir sedikit pun” jelas Kise

Jason berusaha memasukan bola, tetapi...

“Urgh??” diblok oleh Muraskibara

“Uwaaa, lagi-lagi dia menghentikannya!! Yang benar saja dua blok berturut-turut!!” seru penonton

“Yosh!!”

“Brengsek!!” kata pemain Jabberwock

“!!” Akashi mengoper bola

“Murasakibara!! Dia sudah sampai sini!?” seru penonton

“Maju!!” seru pemain cadangan Vorpal Swords

“Mereka bilang orang ini bisa memblok aku yang hebat ini!? Tidak mungkin, tidak mungkin, tidak mungkin... mana mungkin aku yang hebat ini... takut dengan orang seperti dia!? Ini tidak mungkin! Aku tidak akan membarkan hal itu terjadi! Tidak mungkin ada orang yang lebih kuat dariku!! Orang seperti itu tidak boleh ada!!” batin Jason

Murasakibara berhasil melakukan dunk

“Berha...”

“!?” Murasakibara menghindar dari pukulan tangan Jason

“GRRRRH!!”

“URRRGGH!! UUURRRRGGGH!!” Murasakibara kesakitan

“Wasit, berhenti” kata wasit

“MURASAKIBARA!!!” semua orang khawatir

“Murasakibara-kun!!” Riko, Kagetora, Momoi berlari mendekati Murasakibara

“ Bagaimana?” tanya Riko

“Ini gawat... saat dia terjatuh, lengannya menopang seluruh tubuhnya. Tidak salah lagi, tulangnya patah!!” batin Kagetora

“JANGAN BERCANDA KAU TADI SENGAJA MELAKUKANNYA, KAN?!!” teriak Kagami

“AAHN?”

“Aku tidak tahu apa yang kalian bicarakan. Ini kecelakaan, tahu. Kecelakaan. BENTURAN SEPERTI INI SERING TERJADI DI BAWAH RING, KAN? MUNGKIN DIA SEDANG SIAL SAJA! TAPI ORANG YANG AKAN MEMENANGKAN PERTANDINGAN INI ADALAH ORANG YANG BISA BERDIRI HINGGA AKHIR” kata Jason

“Brengsek!! Dasar sampah...” Midorima dan Aomine kesal

“Menyingkirlah” kata Murasakibara

“O-Oi, jangan memaksakan dirimu” kata Kagetora

“AKU TIDAK PEDULI! ORANG ITU... PASTI AKAN KUHANCURKAN” kata Murasakibara

“Kau tidak boleh nekat, Murasakibara-kun. Biarkan aku menggatikanmu” kata Kuroko

“SUDAH KUBILANG AKU YANG AKAN MELAKUKANNYA, KAN?”  kata Murasakibara kepada Kuroko

“Tenang saja” kata Kuroko

“Aku juga merasa kesal sepertimu. Kita pasti akan menang” lanjutnya dengan memegang pundak Murasakibara

Kemarahan bagai api yang membara


Lanjut chapter 8

Jumat, 16 Oktober 2015

Versi Teks Kuroko no Basuke Extra Game Chapter 6


Thanks to:mangakita.net

Kuroko no Basuke Extra Game Chapter 6

Chapter sebelumnya diceritakan bahwa demi menghadapi Jason Silver, Kise dan Aomine bekerja sama dan melakukan double team pada Jason, tapi jarak poin tidak melebar karena ketika mereka melakukan doube team, pasti ada salah satu pemain Jabberwock kosong dan dapat mencetak angka dan kemampuan mereka (Jabberwock nomor 8 dan 7) diatas perkiraan Kagetora. Kise membuat keputusan untuk mengorbankan dirinya untuk menyimpan tenaga Aomine dan menghadapi Jason sendiri. Kise berhasil memasuki zone dan walaupun dia sendiri yang menghadapi Jason, ia masih bisa seimbang dengan Jason. Pada saat kuarter ketiga habis, Akashi meminta dengan dirinya yang satu lagi untuk meminjamkan kekuatan Emperor Eyenya. Kuarter keempat pun dimulai, Kise tidak seprima yang sebelumnya, ia sangat kelelahan dan ia diganti. Melihat Kise diganti, Jabberwock menghina bahwa hasilnya tetap sama. Akashi yang tidak menerima itu berkata bahwa mereka seharusnya mengkhawatirkan mereka sendiri dan Akashi berhasil memblok operan cepat Nash. Akankah Nash kesulitan menghadapi Akashi?

Chapter 6

“Apa yang ingin kau bicarakan, Akashi?” pemain ‘Generasi Keajaiban’ (Kuroko  sama Kagami juga) bertanya-tanya

“....”

“....?”

“Masih ingat apa yang kukatakan saat kita sedang mendiskusikan taktik serangan balik?” tanya Akashi

“?”

“Ah, tentang duel antara Akashicchi dengan Nash,kan?” tanya Kise

“Ya, kalau tidak salah... untuk mengalahkan Nash, aku harus... menggunakan Emperor Eye milikku” kata Akashi

“...!”

“Tapi aku bukanlah pemilik kemampuan Emperor Eye  yang asli, mungkin saja lebih baik jika menyerahkan Emperor Eye ke pemilik yang sebenarnya...karena itulah, mungkin kita akan mengubah rencana saat pertandingan dimulai. Tolong jangan panik dan teruslah bermain” lanjut Akashi

“Eh?”

“Apa itu berarti kita tidak bisa menggunakan Emperor Eye sekarang?” tanya Kise

“Mungkin, tidak... kekuatan ini bukan sepenuhnya milikku. Ya, aku masih bisa menggunakan Emperor Eye, tapi mungkin tidak sebaik dia yang merupakan pemilik aslinya” jawab Akashi

“Eh?”

“Kukira ada sesuatu yang menyeramkan, jadi cuma itu saja? Apa boleh aku pergi sekarang?” kata Muraskibara

“Aku lapar...”

“Kita sudah selesai di sini” kata Aomine yang mengantuk

“Kau...” ucap Akashi

“Kami baik-baik saja. Kau tidak perlu mengatakannya pada kami. Kami sudah mengetahuinya” kata Midorima

“Akashi-kun tetaplah Akashi-kun. Tidak ada yang berubah darimu” kata Kuroko

“....”

“Ya, kau benar” ucap Akashi

Kembali ke pertandingan...

“Wow, lihat steal yang dilakukannya itu!! Cepat sekali... tidak, ini... reaksi pertahanan mereka lebih cepat daripada saat menyerang? Apakah ini...?” seru penonton

“O-out of bounds!!! Bola putih” kata wasit

“Ti-tidak mungkin... dia bisa menghentikan Nash?” kata 2 pemain Jabberwock

“Tiba-tiba orang ini berubah total...” batin Nash

“Tapi perubahannya jauh berbeda dengan mereka berdua (Aomine dan Kise). Seakan-akan dia sudah menjadi orang lain!”lanjut batin Nash

“Oh, out of bounds, huh... sepertinya tanganku sedikit licin... oh baiklah hal itu tidak akan terjadi lagi” kata Akashi (yang punya Emperor Eye)

“Hah?!” Nash kesal

“Akashi yang lain... dia memang berkata ada kemungkinan dia akan berubah... aku seperti melihat orang lain saja... tekanannya kuat sekali!” kata pemain cadangan Vorpal Swords

“Tapi...” kata Kise

“Saat ini Akashicchi adalah orang yang paling bisa diandalkan dalam tim Vorpal Swords!” kata Kise

Murasakibara, Midorima, Kagami, Aomine,Kuroko  yang ikut pada saat itu (flashback) tersenyum menandakan mereka percaya kepada Akashi

Bola di bawa oleh Nash

“Selain sikapnya yang berubah, dia juga bisa membaca operanku... apa dia bisa melihat gerakanku?” batin Nash
“Tidak, itu mustahil, teknik yang kugunakan tidak akan bisa dikalahkan. Kalau begitu jangan-jangan...” lanjut batin Nash

“Baiklah, akan kucoba sekali lagi” Nash mencoba melakukan sesuatu

Nash melakukan crossover

“Apa? Dia bisa melakukan crossover lewat belakang penggunanya!?” pemain Rakuzan yang menonton lewat TV terkejut

“Cepat sekali! Jika dia menyembunyikan gerakan awalnya, akan sangat sulit untuk bertahan!” batin Mibuchi

“Tapi...”

“Bagi Seo-chan ini tidak ada apa-apanya!” Akashi berhasil agar Nash tidak melewatinya

“Apa-? Dia bisa mengimbangi gerakannya?” kata 2 pemain Jabberwock

“Tch!” keluh Nash

Nash melakukan between the leg dan

“Tiba-tiba melakukan lompatan fade-away? Tinggi sekali” tanggap penonton

Tapi berhasil di blok oleh Akashi dengan menggunakan Emperor Eyenya

“Tch!” keluh Nash

“Sudah kuduga... dia memiliki... mata itu! Dia bisa melihat masa depan!” batin Nash

“ Wah, dia dihentikan lagi! Apa ini? Inikah Emperor Eye milik Akashi?” seru penoton

Akashi mengejar bola yang berhasil ia blok

“Luar biasa! Dia benar-benar... Akashi yang satunya!” seru penonton

“Jangan harap kau bisa lolos!” seru pemain Jabberwock nomor 12 (botak)

“Minggirlah” kata Akashi

“Apa?”

“Itu perintah. Ingatlah ini baik-baik.” Kata Akashi

Akashi menggunakan Emperor Eyenya untuk Angkle Break pemain Jabberwock nomor 12 (botak)
 itu

“Perintahku ini mutlak” kata Akashi

“Apa-apaan dia? Dia menggunakan Angkle-Break dengan mudah!” batin pemoan Jabberwock nomor 7

“Ohh!!”

Akashi mengoper

“Kagami!!”

“Maju!!!”

“HAAAAH!!” Kagami melompat untuk melakukan dunk

“Hah” Jason berhasil memblok Kagami

“!!?”

“Ngh” keluh Kagami

“!”

“Wah! Silver menahannya! Sayang sekali. Serangan Vopal Swords tidak berhasil mencetak angka!”

Bola di Akashi

“Tenanglah! Atur formasi dan coba lagi!” teriak Hyuga

Jason memegang lehernya dan mengeluarkan aura yang mengerikan

“Orang ini...” batin Kagetora

“!” Akashi terkejut

“Eh?!”

“Merka melakukan double-team pada Midorima?!”

“Mereka mencegah Midorima mencetak three point!”

“Ini diluar dugaan. Mereka tidak melakukan time-out maupun berunding terlebih dahulu. Tapi, mereka bisa membuat keputusan yang tepat secepat itu. Tingkah mereka mungkin buru, tapi mereka itu pintar. Kalau mereka melakukan itu, berarti salah satu pemain kami ada yang tidak dijaga!” batin Riko

“Hei!!” seru Kagami

Bola dioper ke Kagami

“Kagami!!”

“!!”

“ Tapi, reaksi Silver benar-benar cepat!” seru penonton

“Berikan bolanya padaku!” kata Akashi

“Dia memberikan bolanya lagi pada Akashi!” seru penonton

“Silver! Reaksinya cepat...”

“Eh? Sebuah operan?”

Murasakibara berhasil melakukan dunk

“Wow!”

“Pertahanannya dan serangannya... cepat sekali!! Dan tidak mungkin untuk bisa mengimbanginya!!” seru penonton

Skor sementara Vorpal Swords 62-70 Jabberwock

“Cih!” keluh Jason

“Sial”keluh 2 pemain Jabberwock

“Bagus!!” seru pemain cadangan Seirin

“Fiuh” Kagetora merasa lega

“Kita mendapatkan poin, tapi itu sangat mendebarkan. Semenjak Kise keluar dari lapangan, Silver tidak terhentikan lagi. Kita bisa mencetak angka karena mereka sibuk men-double-team Midorima... dia kembali saat tekanannya hilang. Tak bisa dipercaya. Dia patut diberi pujian” batin Kagetora

Akashi membawa bola dan Akashi melihat Kagetora mengangkat tangannya (untuk time out atau tanda ke Akashi kayanya)

Giliran Jaberwock offense, bola di Nash

Nash menggerakan kakinya dan mengoper lewat punggungnya ke pemain Jabberwock nomor 7

“Hebat! Dia mengumpan di luar jangkauan penglihatan Emperor Eye!! Jangan-jangan... dia bisa menebaknya?” batin Izuki

“Tsh..” keluh Nash

“Aku terpaksa mengoper ke sana, menyusahkan sekali.” Batin Nash

“ Sejujurnya aku terkejut... aku tak mengira ada peman di sini yang memiliki mata itu... kalau seperti ini... aku harus menggunakan ‘itu. Bukan trik kecil seperti sebelumnya... tapi trik sesungguhnya” lanjut batin Nash

“Oohh!!” pemain Jabberwock nomor 7 ingin memasukan bolanya, tapi dijaga oleh Aomine dan ia mengoper kepada pemain Jabberwock nomor 6 dan pemain Jabberwock nomor 6 itu berhasil memasukan bolanya

“Ugh..”

“Wah... luar biasa!! Jabberwock masih sangat kuat!!” seru penonton

“Sialan..” keluh Aomine

“Vorpal Sword time out” kata wasit

Skor sementara Vorpal Swords 62-72 Jabberwock, kuarter 4 waktu masih 8 menit 37 detik

“Pertama, situasinya...” Kagetora mulai berbicara

“ untuk serangan kita... ada banyak tekanan pada Midorima, jadi untuk saat ini mungkin kita membiarkannya dulu, yang lebih penting sekarang, bagaimana cara menghadapi Silver di area Free Throw... barusan kita bisa mencetak angka, tapi... kita tidak tahu kedepannya masih bisa lagi atau tidak. Untuk pertahanan kita... kita harus menghentikan Silver untuk mencetak angka, tapi, empat pemain lainnya juga sama kuatnya dengan ‘Kiseki no Sedai’ jadi akan sulit untuk menghentikan mereka.” Kata Kagetora

“Selanjutnya, kita pasti bisa menghentikan mereka! Ah... kalau” kata Aomine

“Kau tidak bisa pun itu tidak mengejutkanku. Karena itulah kedua tim, sama-sama tidak diuntungkan”

“Pertama, kita tidak bisa seperti ini terus. Jika kita menyia-nyiakan keunggulan dari Kise, kita tidak akan bisa menyusul.” Lanjut Kagetora

“Masih ada hal yang bisa kita lakukan” kata Akashi kepada Kagetora

“Aku ingin memperbaiki... pendapatmu tentang sisi luar kita yang tidak berguna. Kita masih punya lemparan jauh. Kita akan menyusul dengan tembakan tiga angka” lanjut Akashi

“Tapi ini menjadi pertaruhan. Apa kau percaya padaku, Shintarou?” tanya Akashi kepada Midorima

Takao seperti terkejut

“Jadi seperti itu, ya. Kalian selalu meragukanku. Aku selalu bermain semaksimal mungkin. Begitu pula dengan hari ini” kata Midorima

“Tembakanku tidak akan meleset” lanjut Midorima

“Permainan dimulai kembali...”

Akashi membawa bola, Midorima masih dijaga 2 orang

“Kita butuh lemparan tiga angka, tapi... kalau seperti ini... bagaimana caranya?” tanya Hyuga

“Aku mengeti sekarang.... ouch” kata Wakamatsu

“Ya... aku tak tahu harus merasa seperti apa.” Kata Takao

“Demu meraih kemenangan, tentu saja itu akan berhasil... walaupun ini benar-benar berhasil, aku merasa kesal...” lanjut Takao

“Eh?”

“..!”

“Aku memiliki Emperor Eye. Tapi, kau masih merasa gelisah, Shintarou?” Tanya Akashi

“Hmph.”

“Jangan menanyakan hal bodoh seperti itu, Akashi. Setelah bermain di tim yang sama denganmu selama beberapa tahun...”  kata Midorima

“Sejak pertama kali aku mencobanya. Aku sama sekali tak pernah meragukan umpannya (Takao). Begitu pula denganmu, Akashi” lanjut Midorima

Midorima melakukan shooting (tanpa bola)

“Huh?”

“Apa yang dia lakukan?” dua orang (nomor 12, botak12 dan 6)  yang menjaganya bingung

Akashi mengoper

“Apa?” kata Nash

“Jangan-jangan...”batin Nash

“Ya ampun... yang benar saja” kata Takao

“Sempurna”

Bola di tangan Midorima dan Midorima melakukan shooting. Bola itu pun masuk

“Ap...”

“Apa?!” pemain Jabberwock terkejut

“Masuk!! Mengoper bola di udara lalu menembakkannya! Itu adalah kerjasama Midorima dan Takao... tembakan sky direct three point!” seru penonton

“Yes!” pemain cadangan Vorpal Swords gembira

“DEFENSE! DEFENSE! DEFENSE!” teriak penonton

Pemain Jabberwock nomor 12 (botak) melakukan drive dan shooting, Kagami menjagnya

“Ugh...”

“Tembakannya terlalu dipaksakan...” batin Kagami

“Yosh!” serunya

“Tidak akan masuk!”

Dan ternyata... bola itu masuk

“Eh?!”

“Kenapa bolanya bisa masuk... sialan...” keluh Kagami

“Sudah tak usah dipikirkan. Lain kali kau pasti akan mengerti” kata Midorima kepada Kagami dan Midorima berlari kedepan Kagami

“............”

“Barusan dia berbicara denganku?” batin Kagami

“Sepertinya dia mulai bersemangat. Hari ini tembakannya benar-benar tidak akan meleset...” lanjut bantin Kagami

“Jika... kita bisa terus memasukkan 3 point... bearti kita bisa mengejar ketertinggalan kita” Kata Midorima, bola yang ia shoot masuk

“Dua three point berturut-turut!! Akashi dan  Midorima memang luar biasa!!” seru penonton

“Bagus!” kata pemain Seirin yang menonton

“Tch!” keluh Jabberwock

“Mencetak angka seperti itu dua kali berturut-turut pasti hanya sebuah kebetulan... kenapa mereka bisa sangat yakin bahwa tembakannya tidak meleset” kata pemain Jabberwock nomor 6

“Ini mustahil... kemampuan operan dan tembakan itu memang luar biasa!” kata pemain Jabberwock nomor 12 (botak)

“Ah...” kata Takao

“Walaupun sehaeusnya aku merasa kesal... kenapa aku malah kegirangan begini ya... aku malah ingin tertawa. Walaupun sangat menyebalkan untuk mengakuinya... orang yang sangat cocok untuk melakukan kerja sama tim adalah....” batin Takao

“Mereka berdua!!”

Bola dibawa oleh Nash

Nomor 12 (botak) Jabberwock mengoper dan berhasil disteal oleh Aomine

“......”

“Steal! Serangan balik Vorpal Swords” seru penonton

“Oi, mundur...”

Bola di bawa oleh Akashi dan tiba-tiba ia mengoper keluar (ke Midorima)

“Sial!!”

Midorima melakukan shooting dan bola itu masuk

“Ini dia!! Serangan tiga kali berturut-turut!! Akhirnya... kita hanya tertinggal 3 poin!!” seru penonton, Skor sementara Vorpal Swords 71-74 Jabberwock

“Bagus!!” semua pemain Vorpal Swords gembira

Akashi dan Midorima melakukan tos, Vorpal Swords siap melakukan defense

Nash menerima bola dari temannya

“Fuih...” Nash mengeluarkan nafas

Kagami dan yang lainnya terkejut seperti ada yang berbeda dari Nash

“Jujur saja aku sangat terkejut... aku tidak percaya kalian bisa menyudutkan kami sampai seperti ini.” Kata Nash yang sedang membawa bola

“Aku akui aku memang salah perhitungan. Dan kesalahan terbesar kami adalah kau.” Ia berkata menunjukan kepada Akashi, Akashi terkejut

“Ini pertama kalinya aku bertemu seseorang dengan mata seperti itu”

“MATA YANG SAMA DENGAN MILIKKU” lanjutnya

Lanjut chapter 7