Chapter 262 – “Menyerah Sajalah”
Chapter sebelumnya diceritakan bahwa Kagami yang didalam
zone tidak bisa mengejar Akashi yg baru saja memasuki zone. Akashi pun bisa
melakukan angkle break untuk melawan Seirin, dengan gampangnya Akashi mencetak
skor. Aomine berpendapat, jika Kagami bisa membuka pintu ke-2 zone, Kagami
masih mempunyai kemungkinan untuk menang melawan Akashi. Apakah Kagami
mempunyai cara untuk melawan Akashi? Atau sebaiknya, Akashi akan membungkam
Kagami??
Chapter 262
Bola dibawa oleh Seirin
“Pintu lain itu, dibalik pintu yang dibuka saat memasuki
zone. Kalau Kagami mau punya kesempatan untuk mengalahkan Akashi, dia perlu
membuka pintu kedua itu” kata Aomine
Dunia di balik “zone”… apa muangkin manusia bisa
memasukinya!?
Kagami dan Kuroko berlari untuk offense
“Selisih 12 angka!! Bagaimana Rakuzan akan bertahan!? Apa
Seirin bisa menyusul!?” tanggap penonton. Skor sementara Seirin 78-90 Rakuzan
“Dia bertahan di posisi yang lebih dalam dari biasanya. Mungkin Akashi sekarnag sudah punya area defense super lebar seperti Kagami. Apa
4 orang akan bergabung dengannya…” tanggap Okamura (kayanya)
“Tidak.” Tanggap Murasakibara
“Karena mereka salah terus, kurasa Akachin sudah tak
membutuhkan mereka” lanjutnya
“Hah.. kukira saat offense tapi jangan-jangan… dia akan
mengurus defense sendirian juga!?” batin Himuro
Akashi membuka matanya lebar-lebar, karena itu seperti ada
area kekuasaan emperor eye dan itu membuat semua pemain Seirin kaget serta
mejadi…
“Apa ini!? Kenapa aku menggigil? Tak mungkin… bahkan dari
sini pun aku sudah memasuki area defense Akashi!?” batin Kagami
Izuki mengoper kepada Hyuga tapi dengan cepat Akashi
merebutnya dan maju.
“Uwah” keluh pemain cadangan Seirin
“Lewat stealnya.. Akashi menyerang!!” seru penonton
Kagami cepat kembali dan menjaga Akashi
“Ini tergantung padamu!! Kagami!!” seru pemain Seirin
lainnya
“Konsentrasi!! Hentikan dia!! Aku harus menempelnya!!” batin
Kagami
Akashi mulai melakukan dribllenya yang Kagami terjatuh, tapi
Kagami berusaha agar tidak jatuh dengan menhentak kakinya
“Kau.. dasar sialan!!” Kagami berlari mengejar Akashi
“UUUUUUUOOOOOOOOOOOOOHHHH!!” tanggap penonton
Akashi berhenti dan Kagami terjatuh
“Gah” keluh Kagami
Akashi memegang bola dan melakukan tembakan
“Usaha yg yg menggelikan. Harusnya kau tetap saja dibawah,
menggeliat di kakiku” kata Akashi
Bola itu pun masuk
“Dia mencetaak angka!! Kagami benar-benar dipecundangi..
Akadhi terus berkuasa!!” seru penonton
Skor menjadi Seirin 78-92 Rakuzan dengan waktu tersisa 8:09
“Guh” keluh pemain Seirin
“Luar biasa..” batin pemain cadangan Rakuzan
“Sei-chan,” panggil Mibuchi
“Saat defense, awasi baik-baik kemungkinan 3 point” kata
Mibuchi
“Bahkan kalian juga bisa kalau cuma begitu” tanggap Akashi
sambil berlari melewati mereka
“Jahat banget”
Akashi berhenti berlari dan meoleh kebelakang “Aku sudah tak
punya ekspektasi dengan kalian. Kalau kalian juga tak bisa, bisa kuurus sendiri
juga” kata Akahi kepada mereka
“Bermain offense dan defense… kalau begini, ancaman tebesar
di pertandingan ini adalah… “emperor eye”” tanggap Imayoshi
“Kalau Akashi tak berencana untuk mengandalkan rekan
setimnya lagi ini situasi yang sama saat kita melawan Seirin. Ini pertandingan
one-on-one antar yang meamsuki
zone. Saat itu mereka nyaris seimbang dan
keduanya tak ada yang benar- benar mendominasi. Sekarng keadaannya beda jauh.
Akashi benar-benar mendominasi. Kalau kita lihat dari kemampuan fisik, dalam
zone, Aomine lebih baik dalam mencetak
angka dan Murasaibara mungkin lebih baik dalam kemampua bertahan. Tapi walau
begitu Akashi punya “emperor eye”, kemampuan unik dan pasti yang bisa
membuatnya melihat masa depan. Tak peduli, secepat apapun, setinggi apapun.
Begitu dia melihat gerakan lawannya, tak mungki lawan menggunakan reflek untuk
melampaui prediksinya” jelas Imayoshi
“Hei Aomine… sepertinya kau terlalu mendukung Kagami,yah?”
kata Wakamatsu
“Hah?” jawab Aomine
“Zone yang bahkan bisa melampaui zone itu bukan bearti
kemampuan untuk memprediksi masa depan bukan??” Tanya Wakamatsu
“Intinya… untuk melawan “emperor eye” kau perlu sesuatu yang
sama seperti “emperor eye” kalau tidak percuma” lanjutnya
Kagami mencoba melakukan sesuatu tapi di blok oleh Akashi
“Guh” keuh Kagami
“Out of bounds, bola hitam” kata wasit
Kagami menunduk kepalanya dan mengejamkan matanya serta ia
meremas bajunya, ia seperti geram akan sesuatu
“Sial… ini tak bisa!! Apapun yang kucoba sekarang, aku tetap
tak bisa… aku tak bisa bermain lebih dari ini!!” keluh Kagami dalam batinnya
“Didalam zone, aku telah mencapai dasar dari airnya. Aku
bisa melihat pintu baru disana, tapi apapun ygna kulakukan, aku tak bisa
membukanya!! Perasaan bilang… kalau aku harus membuka pintu itu untuk bisa
mengalahkan Akashi. Tapi pintu ini… walau perasaanku sudah mencoba untuk
membukanya.. kalau aku tak menyingkirkan orang yang berdiri didepannya, aku tak
akan bisa membukanya! Apa yg harus kulakukan!? Apa yang harus ku…” lanjut di
batin Kagami
“Kagami-kun” panggil Kuroko saat Kagami merenung
“Kenapa kau tak menyerah saja sekali-kali?” Tanya Kuroko
“Hah?” Kagami bingung
“Kuroko!?” anak kelas 2 bingung
“Apa maksudmu,Kuroko?! Setelah kita sudah susah payah sampai
disini…” tanggap Kagami
“Bukan menyerah di pertandingan. Maksudku adalah menyerah
bertarung sendirian. Walau kami bilang kami percaya kepadamu, kurasa beban itu
terlalu berat untuk kau bawa sendirian.”
Jelas Kuroko
“ Jadi kalau begitu,
bagaimana kalau kubantu kau mengangkut beban itu?” lanjut Kuroko
“Aku tak bisa begitu.. aku bisa sendiri kok! Entah bagaiman
akan kuurus sendiri! Sedikit lagi…” kata Kagami, ia terdiam dan Kuroko, Kagami
saling bertatapan
“Tidak, ini tidak benar. Bukankah aku sudah belajar tentang
ini dari dulu? Aku tak boleh terjebak dalam diri sendiri.” Terbayang di pikiran
Kagami kata-kata Kise pada saat melawan Aomine “ Ini bukan pertama kalinya aku
berkeluh-kesah karna aku tak bisa membuka pintu. Jadi kalau aku ada di situasi
dimana aku tak bisa membukanya,bearti aku harus melakukan apa yang ku bisa”
batin Kagami
“Aku mengerti sekarang. Kurasa aku menerima bantuanmu sekarang.
Ayo lakukan ini sekarang. Ayo kita kalahkan Akashi!” kata Kagami
Bola di tangan Izuki
“Sekarang tergantung pada kalian berdua, Kuroko!, Kagami!”
batin Izuki
Hyuga ingat sesuatu
Flashback
“Jadi memangnya bagaimana rencana kalian berdua untuk melawan
Akashi?” tnya Hyuga kepada Kuroko
“Di babak pertama, saat aku di bench dan menonton video, aku
menyadari sesuatu. Perbedaan antara
Kagami-kun dan Akashi-kun adalah salah satunya memiliki “Emperor eye”. Kalau begitu…” Kuroko dan Kagami berlari
“Aku akan menjadi “mata” yang akan menutup kekurangan itu”
batin Kuroko
“Mata” itu penuh dengan determinasi!! Apa rencana pasti dari
Kuroko!?
Lanjut chapter 263
Tidak ada komentar:
Posting Komentar